Friday, 31 October 2014

Penetapaan pH tanah

1.      Tujuan
·         Untuk mengetahui kadar pH tanah dengan menggunakan pH meter
·         Untuk mengetahui sifat sifat pad masing masing sampel tanah
·         Mengetahui definisi pH

2.      Tinjauan Pustaka
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan.
Tanah yang semula subur dapat berkurang kualitasnya oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah dengan seringnya tanah tersebut dimanfaatkan tanpa mengalami proses istirahat. Dengan seringnya kita memanfaatkan tanah, maka unsur hara yang terkandung di dalamnyapun sedikit demi sedikit akan berkurang. Tanah yang subur dan mudah di olah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanah memiliki sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia. Sifat fisik dan biologi tanah dapat dilihat secara kasat mata dan diteliti seperti warna tanah, tekstur tanah, kepadatan tanah, suhu tanah, struktur tanah, banyaknya mikroorganisme yang hidupjamur tanah dan pernapasan tanah. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat dasar tanah yang memiliki derajat keasaman atau pH yang berbeda-beda
Beberapa pembatas tanah, terutama untuk tanaman pangan adalah
(1) ketebalan dan kematangan gambut,
(2) pH yang rendah,
(3) kejenuhan air,
(4) kandungan bahan organik yang tinggi,
(5) porous yang terbuka,
(6) drainase yang jelek,
(7) miskin unsur hara (Munir, 1996)
Selain kandungan unsur hara dalam tanah, yang menentukan tingkat kesuburan tanah ialah tingkat kemasaman tanah (pH). Tingkat kemasaman dalam tanah juga berperan dalam menentukan unsur organik yang ada di dalam tanah. Dengan kata lain tingkat kemesaman (pH) uga berhubungan dengan ketersediaannya hara dalam tanah.
Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara bagi tanaman.  Konsentrasi ion-ion terlalu sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut.  Pada musim kemarau atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman (Hakim,dkk, 1986).
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap.  Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah.  Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985).
Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan pH tanah. Kemasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H+ dan Al3+ dapat tukar pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, 1986).
pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H+ di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+). Dilihat dari pHnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan, dkk, 1997).

Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986).
pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.  Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.

3.      Alat dan Bahan
Alat:
·         Botol kocok
·         Mesin pengocok
·         pH meter dengan larutan buffer
Bahan:
·         Tanah
·         Akuades
·         KCl 1 N

4.      Cara Kerja
Alat dan bahan disiapkan timbang 10 gram tanah  yang kemudian dimasukan ke erlenmeyer. Kemudian dimasukan 25 ml akuades kedalam erlenmeyer tadi. Perlakuan yang kedua, mula mula tanah ditimbang 10 gram lalu dimasukan ke erlenmeyer. Kemudian dimasukan 25 ml KCl 1 N. Kemudaian dikocok dengan mesin pengocok selama 2 sampai 3 menit. Lalu diukur pH tanah tersebut dengan pH meter yang telah dibakuakan.
5.      Hasil Pengamatan
Kelompok
Sampel tanah
pH akuades
pH KCl
1
Cungkup
7.68
6.47
2
Kemiri
7.35
6.08
3
Kartini
7.28
6.34
4
Sayangan
7.33
6.25
5
Bawen
7.52
6.20

6.      Pembahasan
Pada praktikum kali mengukur pH tanah dengan menggunakan pH meter. Seperti pada dasar teori yang sudah ada, nilai pH sendiri menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.
Pada praktikum kali ini menggunakan sampel tanah tidak utuh. Selain itu juga digunakan erlenmeyer atau yang biasa kita sebut erlenmeyer. Mesin pengocok digunakan dalam proses homogenasi sehingga antara akuades dan KCl dapat tercampur dengan rata. Dilakukan 2 perlakuan yaitu dengan pencampuran akuades dan KCl. Yang setelah itu diukur dengan pH meter yang telah dibakukan. Cara pembakuan nya adalah dengan elektroda disemprot dengan bersih dengan air akuades. Kemudian dimasukan kelarutan penyangga yang ber ph netral yaitu 7. Permukaan yang akan diukur harus terletak diatas kapiler elektrodanya. Sesudah pengukuran elektroda disemprot dengan akuades kembali. Setiap selesei pengukuran, elektroda di bersihkan dengan tisu dengan catatan jangan digosok.
   Dari hasil pengematan yang telah ada, terdapat 2 perlakuan yaitu dengan pH akuades dan pH KCl. Dari hasil yang didapat pH berkisar antara 6 dan 7 itu pH yang baik. Dimana pH yang berkisar pada kisaran tersebut adalah tanah yang mengandung unsur hara yang cukup.
   Pada perlakuan pertama yaitu pH akuades. Didapat sifat basa, karena nilai pH nya lebih dari 7 semua. Perlakuan pH akuades menunjukan bahwa tanah yang tidak diperlakukan dengan budidaya organik menunjukkan kecenderungan pH lebih rendah. Bahan organik mempunyai daya sangga (buffer capacity) yang besar sehingga apabila tanah cukup mengandung komponen ini, maka pH tanah relatif stabil.
  Sedangkan pada pH KCl, didapat sifat asam. Karena nilai pH nya kurang dari 7 semua. Hal ini menunjukan jumlah hidrogen yang mendominasi kompleks pertukaran dan larutan tanah.
   pH yang berebeda beda disebabkan karena reaksi tanah. Dimana reaksi tanah menunjukan keadaan kimia tanah yang mempengaruhi proses biologis tanah. Hal ini sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada tanah yang terlalu masam, kemungkinan besar untuk teracuni logam berat yang pada akirnya dapat mati.
   pH akuades lebih besar dari pada pH KCl. Hal ini menunjukan bahwa, tanah tersebut memiliki KTK yang tinggi. Jadi KTK nya lebih tinggi dari KTA. KTK adalah singkatan dari kapasitas tukar kation yang bermuatan positife. Sedangkan KTA singkatan dari kapsitas tukar anion yang bermuatan negatif.










7.      Kesimpulan
·         Dari hasil pengamatan yang ada didapat pH tanah yang berkisar antara 6 dan 7. Hal ini menandakan bahwa tanah pada sampel tersebut memiliki unsur hara yang cukup.
·         Sifat pH ada 2 yaitu asam dan basa. Asam pH nya kurang dari 7 sendangkan basa pHnya lebih dari 7.
·         pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.

























8.      Daftar pustaka
Hakim Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas, Lampung.

Munir, Mohammad. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Jakarta; PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Pairunan,A. K. J. L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R.
                Lalo Pua, Bachrul.Ibrahim,Hariadj.Asmadi. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar.

Winarso. 2005. Pengertian dan Sifak Kimia Tanah.. Yogyakarta; GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS.


Thursday, 30 October 2014

TUGAS ASSISTENSI STATISTIKA

Aturan Main

Kuesioner/rancangan penelitian dalam bentuk softfile ms.word .doc. 
dikumpul tanggal 4, 6, dan 7 november 2014 sesuai jadwal praktikum.
kirim ke mail student 512011040@student.uksw.edu palintelat sehari sebelum praktikum.
format pengiriman
Kelompok_no
nama anggota dan topik yang akan dibahas..

untuk pendaftaran kuesioner silahkan komentar di bawah ini, format
Kelas_Kelompok_Nama Anggota_Judul Penelitian

Progam Studi Agribisnis
Agribisnis
1. buat kuesioner yang berkaitan dengan topik, pertanyaan min 10
2. disebarkanpada min. 30 responden
3. data dari hasil kuesioner 30 responden tersebut dimasukkan ke SPSS
Olah menggunakan SPSS untuk mencari:
- stddeviasi, variansi, range, nilai max, nilai min, mean, median, modus, sum, distribusi skewness& kutosis serta grafik (frequencies)
- uji hubungan antarvariabel (croostab)
- uji normalitas dan variansi (explore)
- compare means
- cari persamaan regresi dan hitung korelasi

Progam Studi Agronomi
  • Menanam benih jagung, kacang hijau, kangkung,kacang merah, dan 
  • Beri 6 perlakuan dengan 4 ulangan
  • Perlakuan bisa media, cahaya, intensitas peyiraman, dosis pupuk, naungan, jenis sriaman.
  • Pengamatan tinggi, jumlah daun, warna, panjang akar, 

1 pot 4 biji tanaman
1 perlakuan 4 ulangan 
= 1 x 4 pot x 4 biji = mbuh
= 24 polybag/gelas aqua tergantung biji = 
Data yang diamati 
  1. - stddeviasi, variansi, range, nilai max, nilai min, mean, median, modus, sum, distribusi skewness& kutosis serta grafik (frequencies)
  2. - uji hubungan antarvariabel (croostab)
  3. - uji normalitas dan variansi (explore)
  4. - compare means
  5. - cari persamaan regresi dan hitung korelasi

SISTEMATIKA
1. COVER
2. PENDAHULUAN
                - TUJUAN
                - LATAR BELAKANG
                - MASALAH
3. PEMBAHASAN (POIN KE-3 DARI RULES DIATAS)
4. KESIMPULAN

5. LAMPIRAN KUESIONER DARI KE-30 RESPONDEN(agribisnis)/ foto dan tabel hasil pengamtan (agroteknologi)

thanks.. GBU