LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI -- FAMILIA LEGUMINOCEAE (PAPILIONACEAE, CAESALPINIACEAE, MIMOSACEAE )

<script src="http://kumpulblogger.com/script_ppa.php?userid=349277" type="text/javascript"></script>

Mimosaceae 
1. Putri Malu
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Mimosoideae
Genus : Mimosa
Spesies : M. pudica
SEJARAH 
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Tumbuhan ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut, seperti makahiya (Filipina, berarti "malu"), mori vivi (Hindia Barat), nidikumba (Sinhala, berarti "tidur"), mate-loi (Tonga, berarti "pura-pura mati") . Namanya dalam bahasa Cina berarti "rumput pemalu". Kata pudica sendiri dalam bahasa Latin berarti "malu" atau "menciut"
AKAR (radix)
  Akar dari putri malu merupakan akar pena.

<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<script src="http://adsensecamp.com/show/?id=X7h30h%2BWPVM%3D&cid=Jw0%2BaU5zMLg%3D&chan=Zf61QdCyy5Q%3D&type=13&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript">
</script>
<!-- End: http://adsensecamp.com/ -->
BATANG(caulis)
Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Batang dengan rambut sikat yang mengarah miring ke bawah.
DAUN(folium)
Daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun setiap sirip 5 – 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6 – 16 mm, lebar 1 – 3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4 – 5, 5 cm.  Daun dan akar putri malu mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. Selain itu, juga mengandung triterpenoid, sterol, polifenol dan flavonoid.
BUNGA(flos)
Bunga berbentuk bulat seperti bola, bertangkai, berwarna ungu/merah. Kelopak sangat kecil, bergigi 4, seperti selaput putih. Tabung mahkota kecil, bertaju 4, seperti selaput putih
BUAH(fructus)
Buah berbentuk polong, pipih, seperti garis.
BIJI(semen)
Biji bulat dan pipih. Memiliki warna hijau.


SYARAT TUMBUH
Karena tumbuhan liar, jadi putri malu sangat mudah menyesuaikan lingkungannya. Biasanya berada di  pinggir jalan, lapangan, dan dekat dengan semak-semak.


MANFAAT
Karena cara hidupnya mudah, maka sering digunakan untuk sengkedan/ tanah miring untuk mencegah erosi tanah. Sebagian dimanfaatkan pada perkebunan, untuk mengatisipasi pencuri maupun hama tikus. Karena batang yang berduri sering digunakan ular untuk berganti sisik dan berteduh.
2. SENGON 
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Mimosoideae
Genus : Paraserianthes
Spesies : Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen
AKAR (radix)
 Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
BATANG(caulis)
Batang pohon sengon  dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
DAUN(folium)
 Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
BUNGA(flos)
 Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
BUAH(fructus)
 Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
BIJI(semen)
Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin

SYARAT TUMBUH
Curah hujan : 2000 – 4000 mm/tahun
Suhu optimum : 18-27 oC
Tanah : tanah regosol, aluvial, dan latosol , pH 6-7
Ketinggian tempat : 0 – 800 m dpl 
Iklim : Tropis
MANFAAT
Kayu : Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.
Daun : Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun sengon tersebut.
<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<script src="http://adsensecamp.com/show/?id=X7h30h%2BWPVM%3D&cid=Jw0%2BaU5zMLg%3D&chan=Zf61QdCyy5Q%3D&type=13&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript">
</script>
<!-- End: http://adsensecamp.com/ -->
3. Pilang
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Mimosoideae
Genus : Acacia
Spesies : A. leucophloea
Nama binomial : Acacia leucophloea
Syarat Tumbuh :
Pilang merupakan pohon penyusun hutan-hutan di daerah kering hingga elevasi 800m: hutan musim tropika, savana, padang semak, dan juga gurun. Curah hujan rendah, antara 400-1500 mm pertahun, dan musim kemarau dapat berlangsung hingga 9-10 bulan. Perbedaan temperatur begitu ekstrem, antara -1° hingga 49° C.
Daun(folium):
Daun-daun majemuk menyirip berganda, dengan poros 3,5—8,5 cm dan 4—13 pasang sirip. Anak-anak daun 6—30 pasang pada tiap-tiap sirip, seperti garis, 3—11 mm x 0,5—1,7 mm.
Batang (caulis) :
Pepagan berwarna putih atau abu-abu kekuningan (leucophloea = dengan pepagan putih), halus, mengelupas dalam helaian panjang; di bagian bawah batang yang tua berubah menjadi kasar, menyerpih dan kehitaman. Ranting-ranting penuh dengan duri-duri yang tajam, panjang hingga 2,5 cm, coklat gelap atau hitam, jarang-jarang putih
Bunga(flos):
Bunga-bunga tersusun dalam bongkol yang hampir bulat, lk. 1cm diameternya, putih kekuningan; bongkol-bongkol itu selanjutnya berkumpul dalam malai besar di ujung ranting, hingga 30cm panjangnya.

Buah :
Buah polong bentuk garis, lurus atau sedikit lengkung, 6—15(—20) cm × 7—11 mm × 3 mm, coklat gelap, mengayu, tidak memecah, berisi 5—12(—20) biji yang pipih coklat keabu-abuan.
Manfaat :
Kayunya digunakan untuk bahan mebel, oleh karena itu pemanfaatannya agak terbatas, seperti untuk konstruksi dalam ruangan, penutup lantai, mebel, alat-alat pertanian, tongkat, roda, gerobak, dan beberapa yang lain. Daun-daun pilang, polong, serta rantingnya yang muda merupakan pakan ternak yang disukai.
4. Trembesi 
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Mimosoideae
Genus : Albizia
Spesies : A. saman
Nama binomial : Albizia saman
Syarat Tumbuh :
Albizia Saman bisa mencapai ketinggian rata-rata 30 - 40 m,memiliki lingkar pohon sekitar 4,5 m dan mahkota pohon mencapai 40 - 60 m.
Batang(caulis) :
Memiliki bentuk batang yang tidak beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. 
Daun(folium)
Berdaun majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm.
Bunga(flos) :
Berbunga pada bulan Mei dan juni. Memiliki bunga berwarna putih dan bercak merah muda pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 cm dari pangkal bunga hingga ujung bulu bunga, dengan tabung mahkota berukuran 3,7 cm dan memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3-5 cm. Bunga menghasilkan nektar untuk menarik seranga guna berlangsungya penyerbukan.
Buah :
Berbentuk panjang lurus agak melengkung. Buahnya berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak
Akar : 
Memiliki sistem perakaran adalah akar tunggang.
Manfaat :
Sebagai tempat berteduh dan kayunya sebagai bahan mebel ataupun konstruksi bangunan.
http://agripedia.ipb.ac.id/index.php/Trembesi
Caesalpineae
1. Asam Jawa
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Caesalpiniaceae 
Bangsa : Detarieae
Genus : Tamarindus
Spesies : T . Indica
Nama Binominal: Tamarindus indica L.
Deskripsi :
Pohon asam berperawakan besar, daunnya selalu hijau dan akan gugur semuanya pada saat musim bunga tiba. Ketinggian pohon bisa mencapai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Asam jawa adalah sejenis buah yang rasanya masam, sering digunakan sebagai bumbu  masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae) yang merupakan spesies tunggal bermarga Tamarindus dalam suku tersebut.
Habitat :
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis, di berbagai tempat yang iklim dan tanah yang sesuai akan tumbuh subur, termasuk di Indonesia, tanaman ini banyak tumbuh liar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana. Pohon asam jawa dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang
Daun (Folium):
Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke dalam daun majemuk menyirip, daun bertangkai yang memiliki bagian tangkai dan helaian daun saja
Batang :
Tamarindus indica ini mempunyai batang berkayu (lignosus), bentuk batang bulat (teres), permukaan batang banyak menunjukkan adanya lentisel.
Bunga : 
Tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.

Biji :
bentuknya tidak teratur, berwarna kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilat. 


Manfaat :
Buahnya dapat digunakan untuk bumbu masakan.
Bijinya bisa dimakan setelah direbus, juga setelah dipanggang dapat dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti dan dapat sebagai obat penyembuh disentri dan diare.
Daunnya digunakan untuk kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional.
Kulit kayunya dapat ditumbuk untuk mengobati luka.
Kayu teras asam jawa dapat digunakan untuk membuat mebel, kerajinan dan patung.
2. Bunga Merak
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Caesalpinioideae
Genus : Caesalpinia
Spesies: : Caesalpinia pulcherrima
Habitat :
Berupa Tumbuhan berkayu dengan habitus berupa pohon, dan tinggi mencapai 2 – 4 m.  Habitat asli tanaman ini awalnya di wilayah Amerika Tengah, namun telah menyebar ke hampir semua negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Beberapa daerah memiliki sebutan berbeda untuk tanaman ini, misalnya Patra Kembala (Sunda), Perak Kegel (Madura) atau Bunga Kacang (Manado).

 Daun(folium) : 
Daun dari Caesalpinia pulcherima merupakan daun majemuk menyirip genap (paripinatus), anak daun bersirip 4-12 pasang, bentuk helaian daun bulat telur (ovatus), ujung dan pangkal membulat, tepi daun rata (integer), panjang helaian daun 1-3 cm, lebar 5-15 mm, pertulangan menyirip (penninervis) terdapat sendi daun (pulvinus) dan terdapat daun penumpu (stipula).
Bunga :
bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus) dan termasuk kedalam bunga hermaprodit. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari 5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1 petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih. Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus) semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis.

Batang :
Batang dari Caesalpinia pulcherima bercabang arah pertumbuhannya tegak lurus memiliki pola percabangan menggarpu (simpodial) bentuk batang bulat (teres) dan pada kulit batang terdapat duri.
Akar :
Sistem perakaran adalah sistem akar tunggang, akar berbentuk bulat,dan berwarna coklat 
Manfaat :
Secara umum digunakan sebagai tanaman penghias taman ataupun halaman, karena corak bunga yang cerah. Helaian mahkota bunga Kembang Merak mengandung flavonoid yang berkhasiat sebagai antiradang dan antinyeri. Bunga yang dilumatkan hingga membentuk pasta bisa dioleskan di permukaan kulit untuk mengatasi memar bekas luka sekaligus mengurangi rasa sakitnya.  Di pedalaman Hutan Amazon, daun Kembang Merak dilumatkan hingga membentuk pasta lalu diencerkan dengan sedikit air. Khasiat yang bisa didapatkan dengan meminum ramuan ini antara lain melancarkan menstruasi, mengatasi sariawan serta meredakan demam pada infeksi malaria. Kandungan antibakteri dalam akar Kembang Merak digunakan sebagai obat untuk mengatasi infeksi bakteri Vibrio cholerae penyebab kolera. Caranya dengan direbus, lalu disaring dan diminum air rebusannya. Namun hati-hati pada ibu hamil, rebusan 4 gram akar Kembang Merak bisa memicu keguguran. Berbagai keluhan seputar pernapasan bisa diatasi dengan seduhan biji Kembang Merak yang digerus terlebih dahulu menjadi serbuk. Ramuan ini bisa mengatasi batuk-batuk, sesak napas karena asma serta nyeri dada. Sebagai alternatif pengganti obat kumur, keringkan beberapa gram kulit kayu Kembang Merak lalu rebus dalam air mendidih. Gunakan airnya untuk berkumur, kandungna antibakterinya bisa membantu menjaga kebersihan gigi dan mulut.
http://indonews.org/khasiat-obat-di-balik-warna-warni-kembang-merak/
3. Johar
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Upakelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Caesalpinioideae
Genus : Senna
Spesies : S. siamea
Nama binomial: Senna siamea
Habitat :
Johar dapat tumbuh baik pada pelbagai kondisi tempat; akan tetapi paling cocok pada dataran rendah tropika dengan iklim muson, dengan curah hujan antara 500—2800 mm (optimum sekitar 1000 mm) pertahun, dan temperatur yang berkisar antara 20—31 °C. Johar menyukai tanah-tanah yang dalam, sarang, dan subur, dengan pH antara 5,5—7,5. Tanaman ini tidak tahan dingin dan pembekuan, tidak bagus tumbuhnya di atas elevasi 1300 m dpl.
Daun (Flos):
Johar  memiliki daun yang majemuk menyirip, gundul dan mengkilap di sisi atas, dengan rambut halus di bagian sisi bawah.

Batang (follium) :
Pohon, tinggi 2-20 (-30)m; dengan batang lurus dan pendek, gemang jarang melebihi 50cm.Pepagan (kulit batang) berwarna abu-abu kecoklatan pada cabang yang muda; percabangan melebar membentuk tajuk yang padat dan membulat.
Bunga :
Bunga terkumpul di ujung ranting, panjang 15—60 cm, berisi 10—60 kuntum yang terbagi lagi ke dalam beberapa tangkai (cabang) malai rata. Kelopak 5 buah, oval membundar, 4—9 mm, tebal dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna kuning cerah, 5 helai, gundul, bundar telur terbalik, bendera dengan kuku sepanjang 1—2 mm. Benangsari 10, yang terpanjang lk. 1 cm; kurang lebih sama panjang dengan bakal buah dan tangkai putiknya.
Akar(radix):
Sistem perakaran adalah akar tunggang.
Manfaat :
Pohon johar sering ditanam sebagai penaung di perkebunan teh, kopi atau kakao. Dan juga di tanam sebagai pohon peneduh tepi jalan,k ayunya dapat digunakan untuk pembuatan jembatan dan tiang bangunan, Daun, bunga dan polong johar dapat dijadikan pakan ternak, dan akarnya dapat digunakan untuk mengobati cacingan dan sawan pada anak-anak.
4. Merbau
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta 
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae 
Subfamili : Caesalpinioideae
Genus : Intsia
Spesies : I. bijuga 
Nama binomial : Intsia bijuga
Habitat :
Pohon merbau pada umumnya tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dpl dan mudah tumbuh pada berbagai kondisi.
Umum :
Pohon berperawakan sedang hingga besar, dapat mencapai tinggi 50m, dengan batang bebas cabang sekitar 20m dan gemang hingga 160(-250) cm. Dengan banir (akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat.
Daun(folium) :
Daun merbau merupakan daun majemuk dengan 2 pasang anak daun, terkecuali daun-daun di ujung yang hanya memiliki sepasang anak daun, permukaannya gundul dan licin, dan berambut  di sisi bawah.
Batang (caulis): 
Merbau memiliki tekstur kayu yang kasar dan merata, dengan arah serat yang kebanyakan lurus, termasuk ke dalam golongan kayu berat dan kuat. 
Bunga (flos):
Bunga-bunga terkumpul dalam karangan di ujung (terminal), panjang hingga 10 cm, berambut halus. Mahkota berwarna putih, yang berubah menjadi jambon atau merah; benangsari seluruhnya merah atau ungu.
Akar (radix) :
Sistem perakaran adalah akar tunggang.
Manfaat :
Kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi berat seperti balok-balok, tiang dan bantalan, bangunan rumah maupun jembatan, pembuatan kusen, pintu dan jendela, lantai parket (parquet flooring), papan-papan dan panel, mebel, badan truk, dan ukiran. Pepagan dan daun juga digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji-bijinya dibembam dalam arang atau abu panas agar pecah kulitnya, lalu direndam dalam air garam selama 3-4 hari, sebelum direbus dan dimakan.
Papilionaceae
1. Kacang tanah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Upadivisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliophyta
Ordo: Leguminales
Famili: Papilionaceae
Upafamili: Faboideae
Bangsa: Aeschynomeneae
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogeae L.
Arachis tuberosa Benth, Arachis guaramitica Chod & Hass ,Arachis idiagoi Hochne, Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip, Arachis villosa Benth, Arachis prostrata Benth, Arachis helodes Mart, Arachis marganata Garden, Arachis namby quarae Hochne, Arachis villoticarpa Hochne, Arachis glabrata Benth
Nama binomial Arachis hypogaea L.

Asal Penyebarannya :
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Syarat Tumbuh :
Pada lingkungan tropis dan subtropis, pada suhu rata-rata untuk pertumbuhan 300C, pemberian air 500-600mm, dan pH tanah harus di sekitar 5.5-6.5 . 
 Akar(radix) :
Sistem perakaran adalah akar tunggang yang telah berkembang dengan baik dengan banyak akar-akar lateral; tidak memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar pemiksasi nitrogen.
Daun(caulis):
Memiliki daun pada batang utama yang tersusun spiral, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang.
Batang (caulis):
Pekecabangan vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katafil yang terdapat pada dua buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
Bunga (flos):
Bunga duduk berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan.

Buah Polong dan biji :
Memiliki buah polong berbentuk silindris, berisi 1-6 biji. Pada setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, mereh, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan
Manfaat :
Buahnya sering dikonsumsi secara langsung maupun diolah sebagai selai dan berbagai makanan khas daerah. Daunnya berfungsi sebgaia pupuk hijau karena mengandung nitrogen.
<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<script src="http://adsensecamp.com/show/?id=X7h30h%2BWPVM%3D&cid=Jw0%2BaU5zMLg%3D&chan=Zf61QdCyy5Q%3D&type=13&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript">
</script>
<!-- End: http://adsensecamp.com/ -->
2. Buncis 
Phaseolus vulgaris L.
Nama Inggris : Common bean
Nama Indonesia : buncis
Nama Lokal : buncis, kacang kopak, kacang jogo, kacang beureum (Sunda), kacang buntek, kacang jabrig, kacang jepang, kacang hermann, kacang kemir (Jawa)
Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Upafamili: Faboideae Genus: Phaseolus Spesies: P. vulgaris
Nama binomial Phaseolus vulgaris L.
Asal daerah penyebaran :
Buncis berasal dari Amerika dan dibudidayakan di Mexico, Peru dan Kolumbia kurang lebih 8000 tahun yang lalu. Buncis secara luas banyak ditanam di daerah tropika dan subtropika hingga Indonesia. Di Indonesia penanaman buncis hampir tersebar luas, terutama di daerah pegunungan walaupun sekarang sudah ada varietas yang bisa ditanam di dataran rendah.
Syarat Tumbuh :
Pada daerah yang memiliki curah hujan antara 300-400 mm per siklus tanaman. pH tanah yang mendekati netral, drainase, dan suhu) 20-22.50C 
Akar(radix) :
Memiliki sistem perakaran yaitu akar tunggang.
Batang(caulis): Memiliki batang yang bersegi dan hampir silindris
Daun(folium) :  Daun berseling, berdaun tiga. Daun di pangkal tidak simetris, daun ujung simetris biasanya berbentuk bundar telur. 
Biji : berbentuk membulat telur, agak bulat seperti ginjal, berwarna hitam, coklat, kuning, merah dan putih dengan lekehan, lurik, pelana dan pola lapisan atas gelap.
Manfaat :
Sering dikonsumsi biji dan polongnya. Dan daun sebagai pupuk karena menganding nitrogen.
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=203

3. Kacang Panjang 
Nama Inggris : group unguiculata: cowpea, black-eye bean, southern pea
Nama Indonesia : Kacang panjang
Nama Lokal : kacang panjang
Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Upafamili : Faboideae
Genus : Vigna
Spesies : V. unguiculata
Upaspesies : V. u. sesquipedalis
Nama trinomial : Vigna unguiculata sesquipedalis
Asal daerah penyebaran :
Berasal dari Afrika Barat, tumbuh di Asia, Indonesia, India dan Australia.
Syarat tumbuh :
 Pada suhu 25-300C, pH tanah hampir mendekati netral, dan pada daerah yang memiliki kelembaban lumayan tinggi.
Akar(radix):
Sistem perakarannya adalah akar tunggang

Batang (caulis) :
Batang bersegi dan hampir mementuk silindris.


Daun(folium) :
Daun berseling, berdaun tiga. dua daun pertama berhadapan, tidak simetris. Daun yang teratas simetris berbentuk bundar telur, kadang-kadang bercuping dangkal. 
Buah atau polong :
 Polong menggantung atau tegak hingga menjalar, seeperti pita dengan panjang mencapai 100cm dan  warna dari kuning,hijau sampai coklat.
Manfaat :
Untuk dikonsumsi, dan sebagai tanaman tumpang sari untuk mengisi galengan sawah.
4. tolo
Nama umum
Indonesia: Kacang tolo, kacang tunggak, kacang dadap
Inggris: black-eyed pea
Klasifikasi
    Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
    Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
    Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
    Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
     Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
     Sub Kelas: Rosidae
     Ordo: Fabales
     Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
     Genus: Vigna
    Spesies: Vigna unguiculata (L.) Walp.
Asal daerah Penyebaran :
Berasal dari Afrika, kemudian penyebarannya dari lintang 30 utara sampai selatan. Di india, Indonesia, Amerika Selatan dan Karibia
Syarat Tumbuh :
Pada suhu 25-300C, pH tanah hampir mendekati netral, dan pada daerah yang memiliki kelembaban lumayan tinggi.
Akar (radix): 
sistem perakaran yaitu akar tunggang.
Batang (caulis) : 
Batang bersegi,berbuku buku, dan sering berwarna ungu.
Daun (folium) : 
Memiliki daun berseling, berdaun tiga. dua daun pertama berhadapan, tidak simetris. Daun yang teratas simetris berbentuk bundar telur, kadang-kadang bercuping dangkal
Biji :
Berbetuk menyerupai ginjal, berwarna putih kecoklatan.

<!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->
<script src="http://adsensecamp.com/show/?id=X7h30h%2BWPVM%3D&cid=Jw0%2BaU5zMLg%3D&chan=Zf61QdCyy5Q%3D&type=13&title=3D81EE&text=000000&background=FFFFFF&border=000000&url=2BA94F" type="text/javascript">
</script>
<!-- End: http://adsensecamp.com/ -->

Manfaat :
Untuk dikonsumsi biasanya dipakai untuk berrbagai olahan masakan khas daerah. Daunnya bisa dijadikan pupuk karena mengandung banyak nitrogen.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2009.http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=9176&Itemid=47. Diakses 12 Februari 2012
Anonim,2012. http://www.wikipedia.com/. Diakses 13 Februari 2012
Purwono dan Heni Purnamawati. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Depok: Penebar Swadaya.



No comments:

Post a Comment