LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN -- Uji Kuantitatif Glukosa Pada Buah Lengkeng(Dimocarpus longan) Dengan Metode Kolorimetri


PENDAHULUAN
Metode kalorimetri dan spektrofotometri merupakan salah satu metode yang penting dalam analisa kuantitatif. Kedua metode ini didasarkan atas penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lain oleh suatu larutan, jumlah radiasi yang diserap berbanding lurus dengan dengan konsentrasi zat yang konsentrasi dalam larutan. Analisa kalorimetri adalah penentuan kuantitatif suatu zat berwarna dari kemampuannya untuk menyerap cahaya.  Intensitas/kepekatan warna tersebut diukur dengan warna yang pekat terhadap impuls cahaya  yaitu foto sel. Foto sel akan menyebabkan perubahan potensial   bila diberi impuls cahaya yaitu cahaya tergantung pada konsentarasi  zat dalam larutan  yang menyerap  cahaya tersebut. Cahaya monokromatis merupakan cahaya satu warna yang mempunyai satu panjang gelombang. Hubungan antara konsentrasi dengan cahaya yang diserap  dinyatakan dalam hukum Beer – Lambert.(Apriani,2008)
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.( Rizani,2000)
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer double-beam memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko. Selain itu, pada single-beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase.(Anonim. 2009)


II) TUJUAN
1. Dapat menentukan kadar glukosa pada buah tertentu, yang didasarkan pada konsep spektrofotometri dan penggunaan metode kolorimetri.
2. Dapat menghitung dengan rumus kadar kuantitatif glukosa pada buah kelengkeng. 
III) ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
3.1) Alat dan bahan :
3.1.1. Alat : spektofotometer, kuvet, beaker glass, labu takar, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur/ volume, pipet tetes, vorteks, timbangan digital, pilius, waterbath, corong kaca, kertas penyaring, blender, erlenmeyer.
3.1.2. Bahan : buah (lengkeng), akuades, glukosa standar (0; 0,25; 0,5; 1; 1,25; 1,5), reagent DNSA, dan larutan glukosa stok 15 mg/ ml.
3.2) Cara  kerja :
3.2.1. Penetuan deret standar :
1. Menyiapkan larutan glukosa dengan konsentrasi standar yaitu 0; 0,25; 0,5; 1; 1,25; 1,5 molar.
2. Menggunakan konsentrasi stok glukosa 15 mg/ ml..
3. Menentukan bahwa volume akhir adalah 10 ml.
4. Menghitung volume stok 15 mg/ ml dengan rumus pengenceran V1.M1 = V2.M2 pada setiap konsentrasi standar glukosa yang telah ditentukan.
5. Menghitung volume akuades yang diperlukan dalam pengenceran dengan rumus : volume akhir – hasil perhitungan volume stok 15 mg/ ml pada tiap konsentrasi standarnya.
3.1.3. Pembuatan larutan dari hasil penentuan deret standar :
1. Memasukkan stok glukosa 15 mg/ ml dengan volume sesuai yang telah dihitung pada labu takar 10 ml.
2. Memasukkan akuades dengan volume sesuai dengan volume yang telah dihitung pada labu takar yang telah diisi stok glukosa 15 mg/ ml tersebut, hingga mencapai volume akhir 10 ml.
3. Larutan antara stok glukosa 15 mg/ ml dengan akuades dikocok agar tercampur.
4. Memindahkan setiap larutan tersebut dari labu takar ke tabung reaksi yang berbeda pada tiap konsentrasinya.
3.2.3) Persiapan pembuatan sampel (buah lengkeng) :
1. Menyiapkan bebrapa buah (lengkeng).
2. Mengambil dan ditimbang 10 gram daging buah lengkeng tersebut.
3. Menambahkan kurang lebih 100 ml akuades pada 10 gr daging buah tersebut, kemudian buah yang telah diberi akuades tersebut dihaluskan menggunakan blender.
4. Memasukkan buah yang dihaluskan tersebut pada labu takar 250 ml, kemudian tambahkan akuades kembali agar volume akhir tepat pada 250 ml.
5. Saring larutan tersebut hingga diperoleh larutan yang jernih, kemudian dimasukkan pada erlenmeyer.
3.2.4) Pembuatan larutan sampel (keseluruhan) :
1. Mengambil 0,5 ml larutan dari tiap larutan standard dan sampel buah (lengkeng) yang telah dibuat.
2. Memasukkan 0,5 ml larutan tersebut pada tabung reaksi yang masing-masing berbeda.
3. Menambahkan  1 ml akuades pada masing-masing tabung reaksi yang telah berisi larutan standar pada konsentrasi tertentu dan sari buah  tersebut.
4. Menambahkan  0,5 ml reagen DNSA pada masing-masing tabung reaksi tersebut.
5. Larutan tersebut dikocok (dihomogenkan) menggunakan vortex, yang selanjutnya dipanaskan dalam waterbath mendidih selama 5 menit.
6. Larutan yang telah dipanaskan tersebut didinginkan kembali, dan selanjutnya ditambah dengan 8 ml akuades dan dihomogenkan kembali menggunakan vortex.
3.2.5) Pembacaan larutan sampel (keseluruhan), dengan pencarian nilai absorbansinya 
1. Menyiapkan larutan sampel (keseluruhan) yang telah dibuat tersebut.
2. Memasukkan akuades (glukosa dengan konsentrasi 0 yang telah dicampur dengan reagen DNSA) pada spektrofotometer (digunakan sebagai larutan blanko).
3. Setelah spektrofotometer berada dalam keadaan netral, akuades tersebut dikeluarkan kembali.
4. Mengatur panjang gelombang spektrofotometer pada panjang gelombang 540  nm.
5. Memasukkan satu per satu secara bergantian larutan-larutan yang telah disiapkan.
6. Mencatat hasilnya (absorbansinya) pada tiap konsentrasi larutan (termasuk sampel buah lengkeng) tersebut.
3.2.6) Pembuatan kurva standar :
1. Setelah absorbansi dari larutan-larutan hasil pembacaan larutan sampel (keseluruhan) diketahui, maka selanjutnya adalah pembentukan kurva standarnya.
2. Dalam pembentukan kurva ini diperlukan salah satu program pengolah angka pada komputer yaitu Ms. Excel.
Pada program tersebut, dituliskan deret konsentrasi standar yaitu 0; 0,25; 0,5; 1; 1,25; 1,5 molar (kebawah), kemudian absorbansi yang dihasilkan dari pembacaan larutan sampel (deret standar/ sampel buah tidak termasuk) dituliskan disamping dari deret konsentrasi standar sesuai dengan tingkatan yang dihitung pada pembacaan deret standar. 
1. Angka-angka yang telah dituliskan tersebut kemudian diblok, kemudian klik pada icon chart  (pilih yang berbentuk grafik).
2. Setelah tahapan tersebut dilalui, maka akan muncul grafik dari pembacaan deret standar tersebut.
3. Mengklik kanan pada salah satu titik garfik, dipilih pilihan yang dapat memunculkan rumus dari hasil pembacaan deret standar tersebut. 
3.2.7) Penentuan konsentrasi atau kadar sampel buah lengkeng :
1. Memasukkan nilai absorbansi dari hasil pembacaan larutan sampel (buah lengkeng) pada persamaan rumus yang didapat dari pembentukan grafik pembacaan deret standar tersebut, sehingga dapat diketahui kadar dari sampel ini.



IV)HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN :
4.1) Hasil pengamatan :
4.1.1. Penentuan deret standar :
Tabel deret standar.
[glukosa] Volume stok  15 mg/ ml Volume akuades (ml) Volume akhir (ml)
0 0 10 10
0,25 0,17 9,83 10
0,5 0,33 9,67 10
1 0,67 9,33 10
1,25 0,83 9,17 10
1,5 1 9 10
<script src="http://kumpulblogger.com/flbanner.php?b=219421&sz=300x250" type="text/javascript"></script>
4.1.2. Pembacaan larutan deret standar :
Tabel pembacaan larutan deret standar.
[glukosa] Absorbansi
0 0
0,25 0,011
0,5 0,065
1 0,14
1,25 0,183
1,5 0,23


4.1.3. Pembuatan kurva standar :
Grafik kurva standar.

4.1.4. Penentuan konsentrasi atau kadar sampel putih telur:
Tabel penentuan konsentrasi sampel yang tidak diketahui.
Nama sampel Absorbansi
Buah lengkeng 0,338

Dari absorbansi yang didapat tersebut maka dapat ditentukan kadar dari sampel buah lengkeng  tersebut melalui persamaan pada kurva standar.
y = 0,1584x – 0,0014
keterangan : y = absorbansi sampel putih telur puyuh
x = kadar sampel putih telur puyuh
maka kadar sampel buah lengkeng dapat ditentukan dengan rumus :
x =   =  
= 2,22 mg/ml
= 2,22 X 250 mg/ 250 ml
= 555 mg/10 gr
= gr/10 gr
= 0,555 X 10 gr/100 gr
= 5,55 %

4.2) Pembahasan :
Data hasil pengamatan pada praktikum ini dapat menghasilkan kurva standart yang lurus,akan tetapi harus menghilangkan salah satu data pengamatan. Dalam praktikum ini bertujuan untuk menentukan nilai atau kuantitatif glukosa yang terkandung dalam buah lengkeng. Glukosa ini termasuk dalam monosakarida yang dapat memiliki jumlah atom/karbon yang berbeda. Dan glukosa ini juga termasuk dalam sel dan dioksidasi untuk energy,seperti respirasi seluler.Buah lengkeng sebelumnya dipotong dan diblender yang bertujuan memudahkan dalam pengambilan ekstrak lengkeng tersebut.Setelah mendapatkan ekstrak lengkeng ditambah dengan akuades hingga volumenya 250ml bertujuan untuk mengencerkan kosentrasi glukosa pada buah lengkeng dan menghilangkan warna kuning pada buah lengkeng. Kemudian ekstrak lengkeng di saring untuk mengambil ekstrak lengkeng yang bersih dari ampas yang ada. Ekstrak lengkeng diberi DNSA yang merupakan cara untuk menentukan hasil dari monosakarida.DNSA ini juga merupakan 3,4 Sinitro sul.Acid yang nantinya akan bereaksi dengan glukosa yang terkadung didalam buah lengkeng,sehingga akan menghasilkan warna pada larutan tersebut. Pada pengujian glukosa standart dimana konsentrasi glukosa yang rendah maka akan berwarna kuning kemerah-merahan sedagkan yang memiliki konsentrasi glukosa tinggi maka warna yang timbul adalah merah kecoklatan.Pada sampel lengkeng diketahui warnanya tidak melebihi warna dari pengujian glukosa standart sehingga tidak perlu dilakukan pengenceran. Pada larutan yang terdapat di tabung reaksi ini dilakukan pengocokan dengan vortex supaya larutan yang ada didalam tabung reaksi tercampur dengan baik,dan juga di panaskan dalam waterbath yang tujuannya agar glukosa dan DNSA dapat bereaksi dan menghasilkan warna yang menujukan kadungan glukosa pada buah lengkeng. Sebenarnya terdapat kesulitan saat menggunakan sampel dari hasil-hasil pertanian karena beberapa hasil pertanian memiliki warna,sehingga dilakukan pengenceran supaya warna tersebut menjadi pudar dan terganti dengan warna akuades yang bening.Ada juga cara lain yang memerluka waktu yang cukup lama dengan mengunakan senyawa kimia untuk mengendapkan warna dari buah tersebut.Tetapi dalam percobaan ini dilakukan pengenceran. Sampel yang diletakkan pada tabung reaksi dari tabung reaksi kiri ke kanan yang bertujuan supaya tidak tertukar satu sama lain dan agar mendapatkan warna dari yang muda ke tua.Setelah dilakukan penghitungan absorbansi dan didapatkan data maka dilakukan pembuatan kurva standart.data yang dihasilkan akan berpengaruh pada garis liner pada kurva,oleh karena itu pada kurva standart yang dibuat ada satu data yang dihilangkan karena untuk menghasilkan kurva standart yang lurus dengan garis linier. Sampel yang diukur dengan spektrofotometri ada beberapa yang diserap atau diabsorbsi dan ada beberapa yang dipancarkan atau transmitan. Dari hasil pengukuran absorbansi oleh beberapa konsentrasi larutan sampel. Kita dapat mengetahui rumus kurva standart: y = 0,1584x – 0,0014. Dari rumus tersebut kita mengetahui nilai X sebesar 2,22 mg/ml. Karena volume ekstrak 250ml sedangkan berat sampel 10gr. Maka pertlu mengubah satuan dari mgr/ml menjadi 250 mgr/250ml. Kemudian diubah lagi kedalam satuan gr/100gr maka didapat nilai 5,55 %. Dari hasil sampel tersebut bahwa lengkeng memiliki kadar glukosa relatif sedikit hanya 5,55 %.  

V.KESIMPULAN
1. Penggunaan metode kolorimetri dengan reagen DNSA pada buah lengkeng. Dengan perhitungan perbandingan volume stok dan nilai absorbansi. Kita bisa membuat kurva standart yang kemudian digunakan untuk mencari nilai X. Bahwa presentase kuantitatif glukosa pada buah lengkeng adalah 5,55%.
2. Perhitungan rumus mencari presentase kadar glukosa pada buah lengkeng dimulai dari hasil kurva standart, kemudian mengubah satuan volume X dari mgr/ml ke 250mgr/250ml karena volume ekstrak 250ml sedangkan berat sampel 10gr. Lalu dibuah lagi satuannya ke dalam gram/100gram. 


DAFTAR PUSTAKA 
Anonim. 2009. Spektrofotometer. http://Spektrofotometer.com. 
Diakses pada tanggal 28 Februari 2012, jam 19.06 WIB
Apriani, Surya.2008. Http:/kolorimetri/Percobaan kolorimetri « uyha bukankuya.htm.
Diakses pada tanggal 05 Maret 2012, jam 17.08WIB
Rizani, K. Z. 2000. . Konsentrasi Gula . Skripsi. Jurusan Biologi. 
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universtas Brawijaya. Malang.


LAMPIRAN
Penentuan volume stok glukosa 15 mg/ml pada deret standar :
Rumus : V1.M1 = V2.M2
Keterangan : V1 = volume akhir.
V2 = volume stok glukosa 15 mg/ml.
M1 = konsentrasi glukosa pada deret standar.
M2 = konsentrasi stok glukosa 15 mg/ml.



Pada konsentrasi glukosa 0 M :
V1.M1 = V2.M2
10. 0 = V2. 15
V2 =   = 0 ml
Pada konsentrasi glukosa 0,25M:
V1.M1 = V2.M2
10. 0,25 = V2. 15
V2 =   = 0,17 ml
Pada konsentrasi glukosa 0,5 M :
V1.M1 = V2.M2
10. 0,5 = V2. 15
V2 =   = 0,33 ml
Pada konsentrasi glukosa 1 M: V1.M1 = V2.M2
10. 1 = V2. 15
V2 =   = 0,67 ml
Pada konsentrasi glukosa 1,25M:
V1.M1 = V2.M2
10. 1,25 = V2. 15
V2 =   = 0,83 ml
Pada konsentrasi glukosa 1,5 M :
V1.M1 = V2.M2
10. 1,5 = V2. 15
V2 =   = 1 ml



Penentuan volume akuades pada deret standar :
Rumus : volume akhir – volume stok glukosa 15 mg/ml
Pada konsentrasi glukosa 0 M:
10 – 0 = 10 ml
Pada konsentrasi glukosa 0,25M:
10 - 0,17 = 9,83 ml
Pada konsentrasi glukosa 0,5 M :
10 – 0,33 = 9,67 ml
Pada konsentrasi glukosa 1 M :
10 – 0,67 = 9,33 ml
Pada konsentrasi glukosa 1,25M:
10 – 0,83 = 9,17 ml
Pada konsentrasi glukosa 1,5 M :
10 – 1 = 9 ml


No comments:

Post a Comment